Hai semua :)
Di minggu ketiga ini sudah dibagikan topik makanan lokal bagi setiap kelompok dengan cara undian. Kelompok saya yang beranggotakan 5 orang (Metta, Ivana, Cynthia, Inez, dan Saya Junita) mendapatkan topik makanan lokal yaitu LUMPIA SEMARANG. Pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang sejarah lumpia semarang.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia lumpia adalah makanan yang berupa dadar yang berisi daging, rebung, dan sebagainya, lalu di gulung dan digoreng, namun juga ada yang direbus. Lumpia berasal dari kata lun bing, dalam dialek Hokkian berbunyi lun pia yang berarti kue bulat. Lumpia di di Tiongkok disebut dengan chun juan (baca: ju-en cuen), Chun berarti musim semi dan juan berarti menggulung. Secara harfiah dalam bahasa Inggris menjadi spring roll kemudian diakui secara internasional makanan yang digulung dan berbentuk bulat panjang ini disebut dengan spring roll. Lumpia Semarang diberi nama berdasarkan bentuk makanannya, yaitu lun artinya gulung (Bahasa Jawa) dan pia artinya kue (bahasa Hokkien). Jadi lumpia atau lunpia adalah kue yang berbentuk gulung. Bagi etnis Tionghoa Semarang, lumpia tidak diwajibkan dalam sembahyang Tahun Baru. Lumpia Semarang berbeda dengan lumpia Jakarta dan lumpia Medan. Isian lumpia Semarang menggunakan isian rebung.
Transformasi Lumpia sebagai Identitas Budaya Etnis Tionghoa Peranakan
Lumpia bermula hanya untuk memenuhi hidup satu keluarga percampuran etnis Tionghoa dengan penduduk pribumi, penjualannya pun hanya sebatas di kawasan pecinan yang mayoritas dihuni oleh etnis Tionghoa. Perkembangan lumpia hanya sebatas di lingkungan etnis Tionghoa, setelah peraturan wijkenstelsel dihapuskan, kawasan pecinan tidak lagi dikhususkan untuk etnis Tionghoa, etnis Tionghoa sudah banyak yang keluar dari pecinan, maka tidak dapat dipungkiri jika lumpia tidak hanya dikenal oleh etnis Tionghoa, namun juga dikenal oleh penduduk Semarang.
Transformasi lumpia dari kuliner rakyat biasa menjadi kuliner yang bersifat universal melalui tahap – tahap. Kuliner keluarga, diperkenalkan dan berkembang di lingkungan etnis Tionghoa peranakan di kawasan Pecinan Semarang, kemudian diperkenalkan kepada penduduk Semarang dengan cara dipasarkan di pusat – pusat oleh – oleh dan di wilayah luar Pecinan. Lumpia dikenal luas oleh berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali para pejabat daerah ataupun pejabat negara.Semakin meluasnya jangkauan lumpia membuat lumpia bertansformasi menjadi kuliner identitas etnis Tionghoa peranakan Semarang, khususnya dalam perkembangannya menjadi kuliner khas Semarang.
Sekian yang dapat saya bagikan buat teman-teman semua yang membaca tulisan ini, semoga bermanfaat, jangan lupa makan sehat dan bahagia :) Sampai bertemu di tulisan selanjutnya! Salam Indonesia Jaya!
Comments
Post a Comment